Rules:

1. This site uses 2 languages: English (International) & Bahasa Indonesia (My Mother Language)
2. If you want to comment the articles, please use one of 2 languages (English & Bahasa Indonesia)
3. Don't be rude at this site. Keep your words. Don't be harsh!
4. Don't comment something related with TRIBE, RELIGION, RACE & INTER-GROUP. If you do it, I'll make it as spam.
5. Your suggests are inspired for me. So, if you have ideas for this site, please write your suggest at message box
6.My posts always fresh and made by me. If I copied from other sites, I always write the sources. So, my site IS NOT Plagiarism
7. If you want to copy paste some articles from this site, please write the source. If you don't write the source, I will report you !


Love,
_Nacchi_

Tuesday, November 08, 2011

Aku dan Segala Kelemahanku

Hari itu adalah hari check up Erry. Ia memang sengaja datang ke dokter pribadinya, Dr.Dharma karena beberapa hari ini aku selalu merasa sakit di bagian kepalanya.
"Dok, bagaimana hasilnya?" Kata Erry
"Sayang sekali. padahal kau masih muda. Tapi penyakit ini sudah ada pada stadium 3. Ya, kanker otak stadium 3." Dokter berkata dengan pelan agar tidak terdengar oleh orang-orang luar.
"Jadi, berapa lama lagi aku akan hidup?"
"Mungkin sekitar beberapa minggu atau satu bulan untukmu. Tapi bila kau kuat dan mampu menjalankan khemotherapy, aku yakin kau akan cepat sembuh."
"Aku, sepertinya aku takkan melakukannya. Aku tak ingin mereka semua tahu dan merasa rwpot akan semua ini. Jadi aku mohon kau jangan memberitahukannya kepada mereka, terutama Mama." Kata Erry sambil menangis tersedu-sedu
"Baiklah kalau itu maumu."

Dengan berat hati, Erry pun pulang membawa hasil check up nya. Erry berjalan menuju rumah. Pusing yang daritadi muncul makin menjadi-jadi. Tak tahan lagi rasanya. Saat ia masuk rumah,,
"Kemana saja kau??? Jam segini baru pulang. Emangnya ini rumah punya kamu apa??? Jangan seenaknya gitu donk! Dasar anak gak tau diuntung!" Teriak Mama saat melihat Erry baru pulang, tepatnya jam 7 malam.
"Ma,, aku,,"
"Udah sana kamu masuk kamar. Mama tak sudi melihatmu lagi!" Sentak Mama sambil membanting Erry ke lantai kamarnya.
Erry memang biasa seperti itu. Walau sakit, tapi memang itulah yang didapatnya setiap ia pulang. Erry tetap tabah dan tabah.

Keesokan harinya, ia tiba di sekolah. Karena Erry tak sarapan, ia merasa pusing saat di gerbang sekolah.
"Awh..!!" Teriak Erry saat jatuh dengan lutut yang luka.
"Ah,, Erry! Kamu kenapa ???!!" Tanya Randy yang terlihat khawatir
"Gue gak apa-apa ko." Kata Erry kesakitan
"Aku bawa kamu ke UKS ya"
"Ja.." sebelum Erry meneruskan kalimatnya, Randy sudah siap untuk menggendongnya sampai menuju gedung sekolah. Mau bagaimana lagi, tidak enak bila Erry menolaknya.
"Aku obati ya!" tawar Randy
"Biar gue sendiri aja deh" tolak Erry
"Gak! Harus sama aku" paksa Randy
"Alah gimana lo deh"
"Jangan gitu donk! Nah, kalau lukanya mau cepat sembuh harus tiap hari ganti perban. OK?"
"Iya iya"

Saat Erry dan Randy ke kelas, Rilanny tiba-tiba menarik kerah Erry lalu menghimpitnya ke tembok.
"Erry, kita gak mau lagi sekelompok sama lo. Soalnya lo di kelompok itu paling ngerepotin!" Sentak Rilanny
"Kenapa jadi gue? Apa salah gue sih?" Tanya Erry kebingungan
"Alah lo gak perlu tau deh. Intinya kita-kita mau ngeluarin lo dari kelompok!"
"Kalau kamu ngeluarin dia, aku jugaikut keluar." kata Randy yang tiba-tiba mengagetkan seluruh isi kelas
"Ta.. tapi Ran.."
"Udah Ni, biarin aja. Gak berguna juga ko kita tahan-tahan dia." Kata Meyra.
"Heuh !" Rilanny, Meyra dan kawan-kawannya pun pergi meninggalkan Erry dan Randy.
"Ran, kenapa lo ngikutin gue sih? Ikut-ikutan keluar dari kelompok mereka?" Tanya Erry
"Karena kamu adalah the special one" Seru Randy sambil tersenyum. Hal itu membuat Erry menjadi malu.

Sepulang sekolah,,
"Mam,, Erry pulang."
"Oh ya." Mama hanya berkata begitu seolah tak memperhatikan
"Eric pulang !!"
"Eh Eric ! Ayo cepat sini makan. Mau makan apa sayang? Hahaha.. Anak mama yang pintar" Seru Mama terhadap Eric.
Memang perlakukan Mama terhadap Erry dan Eric berbeda. Walau begitu, Erry tetap menyayangi Mamanya, bahkan melebihi rasa sayang Mama terhadap Erry.

Malamnya,,
Praaaanngg !! Suara toples kaca yang jatuh dan pecah gara-gara Eric tak memegang toplesnya dengan benar.
"Ah mama, maafin Eric ma. Eric gak sengaja."
"Ada apa ini?" Tanya Erry yang kaget
"Udah sana deh tuh tuh banyak beling tau!" Sentak Mama
"Udah deh kamu sana! Ke kamar gih! Aku gak mau liat kamu!" Lanjut Eric
"Biasa aja deh lo!" Seru Erry dengan nada kesal.
Plakk ! Tangan Eric yang mendarat menampar pipi Erry. Memang, adiknya itu tak pernah sopan kepada kakaknya.
"Udah udah. Erry, mendingan kamu pergi aja deh. Denganadanya kamu disini tuh malah makin kacau suasananya!" Marah Mama.

Erry pun menuju kamar. Menangis dan berteriak sekuat tenaga karena beban mental yang di pikirannya itu telah membuat kepalanya semakin sakit, sama seperti rasa sakit hatinya kepada dunia ini. Karena ia sudah tak tahan lagi, ia menelpon Randy. Ia berencana untuk kabur dan hanya Randy yang boleh tahu. Ia menyiapkan segalanya. Baju yang ia beli dengan hasil kerjanya di toko milik Bibi Rina, barang-barangnya, semua hasil kerjanya. Ia pun meninggalkan laptop pemberian paman yang di standby dengan halaman blog miliknya.

"Erry.. Erry..!!" Teriak Mama

Saat itu, Mama pun melihat laptop Erry yang memang sengaja dihidupkan

"Pa, Ric. Liat tuh si Erry nulis apa?"

Jakarta, 15 Oktober 2010


Dear Mama, Papa, Eric & Friends


Gue bahagia hidup disini bersama kalian semua. Gue senang. Tapi, gue merasa diperlakukan seperti binatang. Pergi sekolah tanpa sarapan, selalu pingsan di jalan. Tiap pulang tak diperhatikan, malah saat itu gue pernah dibanting sama Mama. Sikap Mama dan Papa yang pilih kasih ke Eric dan gue. Saat Eric tampar gue. Itu memang pantas buat gue yang sebentar lagi akan pergi dari dunia ini. Hanya satu yang ingin gue beritahu, Ma, waktu itu gue salah apa sampai Mama banting gue? Waktu itu gue cuma pulang check up Ma. Dan apa Mama tahu, gue terkena penyakit kanker otak stadium 3. Kali ini do'a Mama dan Eric yang gak mau lihat gue lagi akan terkabul Jangan kalian selali ya.


Sekian, Erry


"Jadi waktu itu Mama banting Erry???!! Ma ko Mama tega gitu sih??" Marah Papa
"Ma.. Mama juga gak tau Pa.. Mama nyesel banget waktu itu bilang kasar sama Erry. Kalau Mama tau dia kanker, Mama gak akan kayak gitu"

Penyesalan Mama memang sudah terlambat. Kini, Erry takkan muncul lagi di mata Mama.

Di jalan, ia bertemu dengan Randy.

"Kau yakin mau kabur dengan membawa penyakit mematikan itu?" Tanya Randy
"Da.. Darimana lo tahu?" Tanya Erry yang heran.
"Dokter Dhrama yang memberitahuku sebelumnya. Aku tanya, apa kamu yakin mau kabur dengan kanker otakmu itu?"
"Gue bisa bertahan. Lagipula gue juga bentar lagi udah gak akan ada di dunia ini. Mereka semua gak butuh gue lagi ko"
"Tapi aku butuh kamu. Karena itu, aku pun akan mengikutimu kemanapun kau pergi."
Erry hanya tersenyum dan ia pun mengajak Randy berlari. Rumah dan sekolah mungkin menjadi tempat yang tak ingin ia temui lagi. Karena disitulah ia merasakan sakit yang amat pedih.

Sekian,,


_Nacchi_

No comments:

Post a Comment